20.10.14

Intervensi ke dalam Kurikulum Kemendikbud!

Buku Penjaskes Kemendikbud Berisi 'Ajakan' Pacaran Harus Segera Ditarik

BANDUNG (voa-islam.com) – Buku Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjaskes) untuk kelas XI terbitan Kemendikbud RI, yang berisi ‘ajakan’ untuk pacaran serta menggunakan gambar ikhwan dan akhwat berhijab sebagai ilustrasi, harus segera ditarik. Hal ini seperti diungkapkan oleh salah satu peneliti Insist Dr. Tiar Anwar Bachtar, M.Hum.

“Buku ini sangat menyesatkan. Harus segera ditarik dari peredaran,” katanya kepada voa-islam.com via whatsapp, Kamis (09/10/2014) yang lalu.

Sama sekali tidak ada satu pum cara dalam Islam untuk melegalkan khalwat, bersentuhan laki-laki dan perempuan, berciuman lawan jenis, dan semisalnya yang terjadi dalam pacaran.” ujarnya memberikan alasannya.

Sekretaris Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Barat, Ustadz Hadiyanto, M.Si, mengatakan bahwa penyusun buku itu harus dibina lagi karakternya dan diminta pertanggung jawabannya.

“(Mungkin) disangkanya Penjaskes tidak berhubungan dengan pendidikan nilai dan agamanya”, katanya kepada voa-islam.com, Rabu (08/10/2014) yang lalu, melalui pesan pendeknya.

“(Oleh karena itu), tarik buku tersebut” tambahnya.

Ketua Pengurus Wilayah Pemuda Persis Jabar Ustadz Syarif Hidayat, M.Pd juga ikut menanggapi buku Penjaskes yang berisi ‘ajakan pacaran’ dengan gambar ikhwan dan akhwat berhijab.

“Buku bergambar ikhwan dan akhwat berhijab namun isinya melegalkan pacaran merupakan tipuan keji yang wajib kita tolak,” katanya dalam rilis yang diterima voa-islam.com, Kamis (09/10/2014) yang lalu.

Selanjutnya Ustadz Syarif mengatakan bahwa ‘ajakan pacaran’ dalam buku Penjaske kelas XI itu adalah akal bulus nan picik orang-orang yang ingin merusak citra jilbab, mungkin si penulis kurang mengerti Islam, atau memang sengaja ingin merusak citra jilbaber.

“Hal serius yang wajib diwaspada,i ada upaya pergeseran life style muslimah yang cenderung ke arah hedonisme, padahal dalam ajaran Islam amat jelas haramnya hukum pacaran sebagai sarana pendekatan terhadap perzinahan. Sehingga sudah seyogianya kita menolak buku tersebut,” pungkas pria yang menjadi Guru di SMK ini. [syahid/voa-islam.com]


Catatan:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar