17.8.13

Sedikit tentang "Proyek" Terorisme...

Sebuah Niat, sebuah Makar, sebuah AWAL...

Sesuatu "harus dibuat dan harus dilakukan" untuk lebih "mempertegas" sehingga "keputusan" bisa dibuat...
Sebuah Fitnah Akbar(?) yang melibatkan hampir seluruh manusia di atas muka bumi ini...

Sebuah "konspirasi", siapa yang "nyerang" dan siapa yang "diserang"...
Perkataan George W. Bush pasca (Fitnah Akbar) serangan WTC 911:
"...Menjauh dari semua kesalahan, semua bangsa dan semua wilayah, kini ada keputusan untuk dibuat, kalian bersama KAMI atau kalian bersama TERORIS?"
WTC 911 Part #1


WTC 911 Part #2


Dari tayangan video di atas, jelas sudah siapa yang dimaksud KAMI dan siapa yang diposisikan sebagai TERORIS "musuh bersama" oleh George W. Bush...


Follower...
"We get big bucks!"



Sebuah Ilustrasi..?
Kafirun yang telah tertipu, "tahu percis dan memperolok!"
Munafikun: "Wah... kesempatan nih!"  
Fasiqun: tidak (mau) tahu dan turut tertipu...


Cara Densus88 dalam menjalankan "proyek" GWOT:
  • "Pemerintah" mempunyai INTEL di akun-akun jejaring sosial, kerjanya untuk mencari dan memantau akun (account) yang berjiwa mujahid/mempunyai cita-cita mati syahid atau yang sering memposting berita berita jihad.
  • Setelah target ditemukan maka akun intel DENSUS88 yang menyamar sebagai mujahid akan mengirimkan pertemanan dan setelah di konfirmasi, maka mereka akan memulai bertanya-tanya berada dimana alamat rumahnya sambil diiringi perbincangan tentang penegakan syariat di indonesia kalau semua lancar maka mereka akan melakukan pertemuan rahasia.
  • Bagi yang akunnya sudah terpampang alamat yang jelas dan ada foto profil aslinya, si intel akan langsung menjadikan dia target dengan mengutus orang yang mengaku sebagai "perindu syahid".
  • Setelah melakukan pertemuan dan terjadi kecocokan pemikiran, maka sang calon korban DENSUS88 ini akan langsung diberi latihan militer, atau langsung dipersenjatai.
  • Setelah itu calon korban ini di carikan tempat atau rumah kontrakan yang tentunya strategis bagi DENSUS88 untuk menyerbu (kita tahu, rata-rata semua penyergapan TERORIS adalah rumah kontrakan)
  • Setelah para calon korban ini sampai di kontrakan, bahan-bahan peledak yang belum komplit mereka hantarkan ke kontrakan, biasanya intel-intel tersebut mengatakan bahwa itu akan di jadikan bom rakitan dan untuk mengajari calon korban ini merakit bom (namun bagi DENSUS88 itu hanyalah alat sebagai barang bukti nantinya).
  • Perlu diketahui bahwa para calon korban ini diberi senjata dengan peluru yang terbatas, agar saat mereka melakukan perlawanan tidak terlalu lama (agar kehabisan peluru) sehingga saat mereka kehabisan peluru DENSUS88 bisa langsung menembak mati korban dengan alasan melakukan perlawanan saat mau ditangkap.
  • Setelah semua siap maka akan terjadilah DRAMA penggerebekan TERORIS, dan akan di siarkan biasanya secara LIVE di tv nasional yang sudah diberi tahu sebelumnya.
  • Saat penggrebekan terjadi, biasanya akan terjadi kontak senjata, itu dikarenakan sang calon korban ini sudah didoktrin untuk membenci Pancasila dan seluruh aparat keamanan terutama DENSUS88 sehingga saat mereka tahu bahwa yang datang densus88 para korban ini sangat bersemangat, karena mereka fikir bahwa mati di tangan DENSUS88 adalah mati syahid.
  • Perlu diketahui bahwa yang direkrut para intel ini adalah anak-anak muda yang mempunyai jiwa perang dan mempunyai cita-cita mati syahid, namun tanpa sadar mereka telah dikelabui untuk menjadi "tumbal" DENSUS88 agar terus exist selain itu juga sebagai cara untuk meminimalisir para pejuang khilafah di indonesia.
  • Anggota/Regu DENSUS 88 yang bertugas menyergap memang tidak tahu menahu dengan "skenario" ini, untuk menjaga kerahasiaan operasi, mereka hanya tahu bahwa yang sedang mereka sergap adalah anggota teroris atau jaringan Al-Qaida.
  • Si korban akan langsung ditembak mati di tempat tanpa peradilan dan tanpa bukti bahwa telah melanggar hukum, agar dia tidak bisa menjelaskan kronologi perekrutannya. Adapun yang tertangkap masih hidup, mereka tidak akan mampu berkutik dan membela diri karena mereka tidak sadar kalau yang merekrut mereka ini adalah intel DENSUS88 dan mereka pun akan mengakui bahwa mereka adalah mujahid (Red-mujahidin buatan densus).

Selain untuk memandulkan pergerakan para aktivis dakwah Islam dan jihad fi sabilillah, menurut Mbai, kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), penggerebekan "Operasi Tangkap Mati" teroris adalah berita seksi yang digunakan untuk mengalihkan isu yang sedang berkembang. Penggerebekan terduga teroris sudah di setup sejak lama (baca: dijebak, didanai, disulut semangatnya, dan diprovokasi untuk membuat makar, lalu akhirnya ditangkap) dan eksekusinya tinggal menunggu moment (baca: order) yang tepat.


Terkait...

The REAL TERRORISM?


WHAT'S WRONG WITH ISLAM? 
International...
[HATE!] ROHINGYA...
mirip BOSNIA, AMBON, POSO dan...

Di "MEDIA"? 
...tidak ada informasi kecuali "sebaliknya"!
it's not just oil...
National...
  • Penghapusan kalimat "kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" dalam rumusan Dasar Negara... Indonesia Sekuler
  • "Isu" DI TII
  • Upaya pendistorsian jejak-jejak sejarah perjuangan para pahalawan dan ulama Muslim dalam perjuangan melawan PENJAJAH dan pergerakan kemerdekaan Indonesia.
  • Nasib umat Islam di tangan Jendral-jendral "nasionalis" pada masa ORBA... Tragedi Cicendo Bandung, Tanjung Priuk...
  • "Kasus Jilbab" jadi masalah serius di tahun 80-an. Larangan pemakain jilbab bagi siswi-siswi di sekolah-sekolah negeri. 
  • Upaya pengkerdilan dan pengkotak-kotakan Al Islam sehingga i s l a m tidak sampai menjadi ISLAM di NKRI ini.
  • Interferensi partai penguasa pada masa ORBA terhadap Islam yang melahirkan "kotak" baru dalam Islam...
    Interferensi "Beringin Kuning"
  • Interferensi intelijen terhadap Islam yang menghasilkan lembaga pendidikan "Islam" (pesantren) versi mereka...
    Islam di mata mereka: "(tidak) Toleran dan (tidak) Damai"
  • Tragedi Ambon, Poso...
  • Pencitraan Islam di media-media nasional(is)...
  • ...


Ayeuna...
...tidaklah sama orang yang "buta"
dengan orang yang melihat!
  • BE SMART..! Jangan terpancing apalagi sampai turut tertipu!
  • "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu" (Q2.120)
  • "Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, pasti akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar" (Q8.73)
  • "Mereka membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya" (Q3.54)
  • "Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai"(Q9.32)
  • Shabar dan atau Syukur! ...Hanya ada 2 pilihan bagi kita yang dianggap "teroris".
  • Syurga ada harganya! ...“Neraka itu dihijab (dikelilingi) dengan syahwat, sedangkan Surga dikelilingi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan (dibenci)” (HR Bukhari) 
  • Bahagia tidak bisa diukur dengan materi...
  • ... 
  • KITA SEDANG MENEMPUH TAQDIR (NIAT) MASING-MASING YANG TELAH ALLAH AZZA WA JALLA -SANG PENCIPTA KEHIDUPAN TETAPKAN... Sang Pencipta Kehidupan: "...kehidupan dunia ini tiada lain hanyalah main-main dan senda gurau belaka!"

Wallahu 'alamu! 


1 komentar:

  1. Busyro Muqaddas: Modus KOMJI Ada pada Isu Terorisme Sekarang

    Hidayatullah.com–Kasus-kasus terorisme yang terjadi di Indonesia belakangan ini mirip dengan Komando Jihad (KOMJI) yang mencuat pada tahun 80-an. Demikian dikatakan Busyro Muqaddas, salah satu pimpinan Muhammadiyah, pada hidayatullah.com beberapa waktu lalu di Gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta.

    Modus-modusnya Komji, lanjut Busyro, juga ada pada isu terorisme sekarang.

    “Ada baiat, ada perampokan untuk mengumpulkan dana, ada isu Negara Islam, ada keaatan dan loyalitas kepada pimpinan tertinggi atau imam,” jelas Busyro.

    Menurut Busyro, KOMJI adalah rekayasa negara yang diotaki oleh Ali Moertopo. Tujuannya untuk melemahkan potensi politik umat Islam yang dianggap bisa mengganggu kekuasaan Soeharto. “Sayangnya, mereka (KOMJI) tak sadar telah terjebak pada skenario intelijen,” kata Busryo.

    Ali Moertopo dikenal sebagai salah satu arsitek Orde Baru. Ia seorang pemikir, tokoh intelejen dan juga politikus. Sebagai pemikir ia mendirikan CSIS, lembaga think tank-nya Orde Baru yang hingga kini masih eksis.

    Sebagai intelegen Ali pernah menjabat Wakil Kabakin (Badan Koordinasi Intelejen Negara). Jabatan terakhir pria kelahiran Blora ini adalah Menteri Penerangan.

    Di KOMJI Ali banyak merekrut orang-orang yang dulu terlibat dalam kasus Daruul Islam (DI). Ali yang membentuk Komji, Ali pula yang membenturkan dengan Soeharto. Demikian kata Busyro. Waktu itu KOMJI dituding ingin menyungkil kekuasaan Soeharto.

    Busyro yang waktu itu menjadi dosen hukum di UII terjun sebagai pembela para terdakwa KOMJI. “Saya mendampingi mereka sampai kasusnya selesai,” kata Busyro.

    Busyro juga melakukan penelitian intensif kasus yang sempat memojokkan umat Islam ini. Dari penelitian ini ia kemudian menulis buku berjudul “Dominasi Rezim Intelejen.”

    Dalam penelitian itu, Busyro mengaku sempat langsung mewawancarai mantan Kabakin Letjen Soetopo Yuwono. Busyro juga bertemu langsung dengan Sudomo tiga kali. Sudomo adalah tangan kanannya Soeharto, di antaranya ia pernah menjadi Pangkokamtib (Panglima Komando Pemulihan dan Ketertiban).

    Berdasarkan data penelitiannya, Busyro dengan tegas menyatakan, “Komji itu kejahatan intelijen negara.” Bagaimana dengan kasus terorisme sekarang, apakah ini juga rekayasa?

    Mantan Komisiner KPK ini curiga begitu. “Jangan-jangan begitu, untuk memperalat umat Islam lagi,” katanya.

    Ada yang aneh di mata Busyro, Presiden sudah berganti 4 kali dan Kapolri berganti 5 kali, tapi masalah terorisme tak perna selesai. “Ada apa ini?” katanya curiga.

    Belum lama ini mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini pernah meluncurkan sebuah buku berjudul “Hegemoni Rezim Intelijen” yang merupakan disertasi atau karya ilmiah Busyro untuk tugas akhir program doktor di Universitas Islam Indonesia (UII).

    Kesimpulan buku itu menjelaskan bahwa isu “terorisme’ di Indonesia tidak akan pernah selesai. Semua ini karena para pelakunya itu sendiri sengaja dipelihara.

    Baca: Banyak Pelaku Kasus Terorisme Sengaja Dipelihara
    http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2012/09/28/62873/banyak-pelaku-kasus-terorisme-sengaja-dipelihara.html

    BalasHapus