10.7.14

Nitip Kopean... (Bener nggak Sih?)

"Ora Mikir Copras Capres..." Jkw 'Bocal Bacel' jadi Rebutan Cina & AS.

Sahabat VOA Islam,

Indonesia ini luar biasa, jadi rebutan asing dan aseng. Tak cuma rempah-rempah dan hasil alamnya, bahkan media dan kekuasaanya pun menjadi rebutan hingga kini.

Lebih dari 50 tahun lamanya atau setidaknya sejak 1960an, ketika Belanda dan Jepang sudah menyerah kepada Indonesia itu rupanya Indonesia belum benar-benar lepas dari pengaruh Asing dan Aseng.

Diam-diam umat Islam Indonesia di ninabobokan asing dan aseng. Lembaga militer, hingga intelijen asing terus bermain di Indonesia. Dulu Jepang dan Belanda, kini beralih ke Amerika Serikat beserta sekutunya dan kekuatan komunis Cina.

Media Cetak dikuasai Cina Katholik PK Ojong dan Jacob Oetama dengan bantuan CIA dan CCF dalam menerbitkan Kompas pada tahun 1960an, Tempo malah dibesut sama Gunawam Mohamad yang liberal, Sedangkan media TV dikuasai etnis Cina juga RCTI, GlobalTV, dikuasai Hary Tanoesudibjo, SCTV Edi dan Fofo Sariatmadja, MetroTV dan Detik.com dikuasai Anthony Salim dengan proxy Surya Paloh dan Chairul Tanjung (CT).

Benang merahnya adalah kekuatan asing, setidaknya sudah 50 tahun Kompas berdiri tak lain atas bantuan Ivan Kats dari Congress of Cultural Freedom (CCF) dan anggota intelijen CIA hingga kini menyihir ratusan juta umat Islam Indonesia.

Hegemoni Cina di Sektor Ekonomi RI

Bukti nyata penguasaan dan pengendalian etnis cina (Tionghoa) atas ekonomi Indonesia terlihat dari mayoritas mutlak etnis cina pada daftar orang terkaya Indonesia sejak tahun 1998 hingga 2013 dimana lebih 90% dari 10, 100 atau 1000 orang terkaya Indonesia adalah konglomerat etnis cina (Forbes, 2013).

Ironis atau tragisnya, 10% pribumi yang tercatat dalam daftar orang Indonesia terkaya, sebagian besar di antara mereka, pengusaha pribumi itu, adalah kuasa usaha /proxy /pengusaha boneka dari konglomerat cina Indonesia. Dapat disimpulkan, pribumi yang sebenarnya masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia itu tidak lebih dari 5% saja. Innalilahi, fakta yang menyesakan dada dan kepala kita semua.

Perilaku ekonomi etnis Cina sepanjang periode tahun 1930-an sampai Maret 2014 masih dibumbui oleh berbagai stereotype yang “miring” tentang peran ekonomi etnis Cina dalam masyarakat Indonesia. Antara lain, yaitu: (a) kebobrokan ekonomi Indonesia adalah akibat banyaknya dana yang dibawa pengusaha etnis Cina ke luar negara; (b) kolusi dan nepotisme menjadi kebiasaan pengusaha etnis Cina yang mempengaruhi kepada kinerja para birokrat. Stereotipe-stereotipe miring di atas yang terasa sebagai generalisasi beberapa hal negatif perilaku ekonomi etnis Cina tampaknya perlu dikaji dengan pikiran yang obyektif dan bijaksana, terutama dalam rangka meningkatkan penguasaan, peran dan kontribusi kaum pribumi di sektor ekonomi Indonesia untuk mengejar ketertinggalan jauh, ketimpangan luar biasa besar dan mengurangi hegemoni etnis cina dalam bidang ekonomi.

Keistimewaan perilaku ekonom etnis Cina yang pertama adalah terletak pada kuatnya sistem jaringan kerja. Walaupun demikian sikap kompetitif antara mereka tetap terpelihara secara sehat. Hal ini semakin memperkuat kinerja bisnis di kalangan mereka. Bahkan saat terjadi krisis ataupun munculnya tantangan besar, mereka akan saling bekerjasama. Karakter wirausaha yang kuat telah terbentuk selama ratusan tahun sejak masa kolonial Belanda. Sebaliknya, ratusan tahun masa penjajahan Belanda ditambah pada masa kemerdekaan dan orde baru, telah memaksa terbentuknya karakter dan mental amtemaar (birokrat), pegawai, buruh, kuli dan sejeninsya di hampir semua kaum pribumi Indonesia. Jangan bicara mengenai jaringan bisnis yang kuat, modal dan seterusnya, pengalaman berwirausaha saja masih dalam tahap embrio atau mulai belajar, terhitung sejak era reformasi 1998 lalu.

Hegemoni Cina di Sektor Politik Telah Tiba?

Pengusaan dan pengendalian 80% ekonomi Indonesia berarti penumpukan modal, harta benda dan kekayaan sekitar 80% pada 5% populasi etnis cina atau 12 juta jiwa. Merujuk kalimat pembuka pada tulisan di atas, setelah meraih hegemoni ekonomi atau memperoleh kekayaan luar biasa, secara otomatis atau dengan sendirinya, etnis cina Indonesia menginginkan tahta atau kekuasaan sejati sebagai pengendali dan penguasa kedaulatan negara atau kekuasaan politik secara nyata. Hal tersebut secara hukum dimungkinkan dengan penghapusan seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang sebelumnya menjadi penghalang etnis cina untuk berkuasa mutlak secara politik di Republik Indonesia.

Etnis cina Indonesia sadar sepenuhnya bahwa mereka bisa dengan mudah menjadi penguasa dan pengendali negara Republik Indonesia. Mudah menjadi pemegang kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia dengan menggunakan kekayaan mereka yang luar biasa. Semua sektor usaha /industri, termasuk industri media massa didominasi dan dikendalikan sepenuhnya oleh etnis cina, yang memungkinkan mereka membangun opini, membentuk persepsi, mengarahkan pilihan dan keputusan rakyat pemilih untuk memenangkan tokoh atau figur yang telah dipersiapkan komunitas cina Indonesia sebagai proxy atau boneka dalam menjalankan peran selaku presiden, wakil presiden dan pejabat-pejabat tinggi strategis lainnya. Fenomena Jkw, Ahok, Dahlan Iskan (DI) dan Hary Tanoe yang kita saksikan pada hari ini adalah gambaran nyata keberhasilan dari upaya dan rencana etnis cina untuk berkuasa, mengendalikan kekuasaan dan memegang penuh kedaulatan negara Republik Indonesia. Hanya merupakan masalah waktu saja yang menjadi konsen utama bagi etnis cina untuk mengendalikan dan berdaulat penuh secara politik yang dipegang langsung oleh tokoh atau figur etnis cina tanpa melakui proxy atau boneka seperti Jkw dan DI.

Dalam lima, maksimal sepuluh tahun lagi, etnis cina Indonesia akan menjadi presiden dan atau wakil presiden Republik Indonesia, baik melalui pemilihan umum mau pun melalui perebutan kekuasaan secara paksa, yang sangat mungkin mereka lalukan dengan kekayaan dan jaringan luar biasa yang dimilikinya.

Penguasaan Katholik pada Kompas Gramedia Melalui CIA

Prof Dr Arief Budiman, Dosen di Melbourne University, dalam diskusi bertema "Media dan Kekuasaan" di Gedung Pers Semarang (23/3/2007) menegaskan, opini publik yang dibuat media massa sangat memberi andil besar menopang agenda politik kekuasan.

Tak heran, para penguasa dan orang-orang kuat (cukong) berlomba menguasai media untuk menampilkan image dan melegitimasi kepentingan mereka di hadapan rakyat.

Kompas adalah salah satu media yang dianggap paling mumpuni menyalurkan syahwat pencitraan penguasa dan para cukong (konglomerasi hitam). Dalam berbagai penampilan Jkw-Ahok, penyajian berita oleh Kompas sukses mengkelabui publik.

Kehandalan Kompas meracik berita untuk melanggengkan kepentingan penguasa dan konglomerasi telah berlangsung puluhan tahun dan menjadi watak bawaan. Dengan kreasi tipu muslihat, Kompas bergerak tanpa halangan menyihir akal sehat publik.

Tak mengherankan karena Kompas, dan juga Tempo dipromotori oleh Ivan Kats, Agen CIA pada tahun 1960an silam.

Di era kekuasaan Orde Baru, Kompas berdiri di garis terdepan membela berbagai kepentingan rezim Soeharto. Selama tiga puluh dua tahun hubungan Kompas dan rezim diktator berlangsung mesra di bawah slogan industri pers: "jurnalisme damai".

Kompromi Kompas dengan penguasa dan konglomerasi tidak terbangun gratis. Namun kolusi itu memberi keuntungan besar, baik sokongan finansial maupun politik. Walhasil, media jaringan Katolik tersebut, tumbuh sebagai industri pers dengan capaian keuntungan triliun rupiah dan memperlebar berbagai usahanya di sejumlah sektor.

Praktek industri pers ala Kompas, oleh para pakar jurnalisme menyebutnya sebagai "modus kejahatan bertopeng pers". Yakni, membela kepentingan penguasa dan cukong dengan cara menipu publik. Namun, di mata misionaris Katolik, pendekatan Kompas dianggap halal dan efektif untuk membodohi ummat Islam.

MetroTV, TransTV, Detik.com, Beritasatu dan Lippo Grup

MetroTV dengan icon pendirinya Surya Paloh ternyata hanya 'proxy'. Penguasa sesungguhnya bukan Surya Paloh, itu sebabnya, direksi dan pemred MetroTV 90% cina atau non muslim dan sempat menghina, menghujat, melecehkan islam. Terakhir liputan tentang ROHIS.

Jika bukan milik Surya Paloh, lalu milik siapa MetroTV itu? Pasti kaget jika tahu faktanya MetroTV milik James Riady dan Antony Salim. James Riady juga memiliki media Beritasatu dan Lippo Grup. Sama saja dengan CT yang hanya proxy Salim Grup di Trans Corp, Para Grup atau Bank Mega. Boneka para dewa cina. Artinya kisah CT "si anak singkong" menjadi samar dan diragukan keabsahannya.

MetroTV milik PT Media Televisi Indonesia (MTI), dan MTI adalah anak perusahaan PT MULTIPOLAR, Lippo Group. LIPPO GRUP adalah kerajaan bisnis James Riady, seorang agen China Military Intellegency berdasarkan hasil investigasi otoritas AS atas kasus Lippogate dan Bill Clinton yang melibatkan James Riady.

Jadi Anda tak usah kaget ketika tahu LIPPO GRUP sangat eksis di Indonesia, ya karena aseng internasional membantu, yakni Global China Resources Ltd, sebuah perusahaan kedok China Miliatry Intelligence. Lippo juga dibantu oleh Salim Grup. Ayah James, Muchtar Riady mantan Dirut Bank BCA saat dimiliki Salim Grup. Lippo dan Salim adalah bersekutu.

Jadi, jangan heran, jika Surya Paloh tdk punya kuasa dan kewenangan sama sekali dalam menentukan kebijakan dan arah MetroTV.

Kebijakan pemberitaan atau redaksi MetroTV datang dari James Riady. Agenda politiknya: Sekulerisasi Indonesia dan hancurkan Islam.

Sebab itu, Direksi PT Media Televisi Indonesia, semua cina, non muslim kecuali Surya Paloh yang konon sebagai "orang Aceh". Sekedar tameng, bumper, pengelabuan publik. Siaran MetroTV ditentukan oleh pemrednya: Elman Saragih, Laurens Tato, Putra Nababan, Andi F Noya, Saur Hutabarat. Non muslim semua, naudzubillah.

"Apakah itu SARA? Tidak. Tidak boleh menuduh SARA kepada non muslim. Hanya muslim dan umat islam yang boleh dituduh SARA. Itu protapnya. Hanya umat Islam Indonesia yang perilakunya SARA. RASIS. Diskriminatif. Teroris. Non Islam ga boleh dituduh seperti itu. Ga boleh" ulas TM2000Back.

Sama seperti perusahaan-perusahaan Lippo, Salim, Sinar Mas, Gemala Grup dll. Semua perusahan konglo cina ini perlakukan Islam bagai sampah. Warga kelas III. Apalagi di Gemala & Wahana Tata Grup milik keluarga Wanandi, tidak ada karyawan muslim yang ditunjuk jadi direksi, GM, dst.

Kembali ke Surya Paloh. Dua tahun lalu, via akun kami @triomacan2000 yang dihabisi antek Jkw dan Peter Greenbreger salah satu direktur twitter. Kami pernah singgung pengakuan agen intelijen RRC yg mengeluhkan uang mereka US$ 30 juta yang diberikan ke Paloh tidak kembali. Menurut agen intelijen China itu, uang US$ 30 juta itu adalah fee pengurusan perusahaan minyak RRC agar disetujui menjadi rekanan Petral.

Namun usaha agen RRC itu gagal dan uang tersebut tidak dikembalikan. Kata agen-agen China itu: “No Problemo, that’s only peanuts! Uang kami banyak. Cadangan devisa RRC lebih USD 3000 milyar." RRC bahkan mau coba lagi dan mulai masuk ke CEPU via Suray Paloh cs.

Apa yang Tersirat dari Informasi Agen China Tadi?

Mereka (inteligen china) connected ke Surya Paloh, MetroTV, Media Televisi Indonesia. Ya wajar saja, MetroTV kan yang juga milik agen intelijen China, James Riady. Jangan-jangan sebenarnya milik pemerintah RRC? Sempurna!

Umat Islam Indonesia temukan kegagalan sempurna, Kompas didirikan dengan bantuan intelijen Amerika CIA, sedangkan MetroTV di bantu James Riady, yang disebut sebagai agen intelijen China. MetroTV adalah TV pertama yang siarkan berita berbahasa cina atau mandarin.

Kesempurnaan konspirasi kristen protestan hampir berhasil, namun digagalkan lobi Paus Fransiskus pada 27/3/14, Presiden AS Barrack Obama sudah minta sahabatnya James Riady (JR) mundur dari capres Jkw. Pull out JR pada saat Paus Fransiskus yang memaksa Obama mampir ke Vatikan seusai lawatan ke Ukraina 27 Maret 2014 lalu.

JR secara resmi, sebagai elit Arkansas Connection, tentu ‘patuhi’ perintah Obama. Di tepian lain sebagai agen RRC, JR punya kewajiban. Tugas negara Komunis.

JR dan Jkw diketahui telah khianati agenda USA dan lebih memilih poros China-Rusia sebagai sekutunya. Kok pilih Rusia-China? alasannya sederhana, sama-sama komunis dan Jkw sejak 2006 sudah dipersiapkan Tokoh PKI sebagai Capres RI ke tujuh. Jkw 2007-2009 bolak balik ke China dan Rusia belajar komunis.

Di lain pihak, mantan KaBIN sudah mengetahui latar belakang Jkw yang kader PKI. Dia rekrut Jkw sebagai “agen dan bonekanya”. Latar belakang Jkw yang penuh jejak PKI dibersihkan, dihilangkan. Dibuat sejarah palsu tentang Jkw. Lalu Jkw dipromosikan ke AS oleh Hendro Prioyono. Jkw dipromosikan habis-habisan kepada Menlu dan Dubes AS. Dipuji sebagai tokoh yang berjasa besar tumpas TERORISTAINMENT di Solo. Menlu dan dubes AS termakan promosi palsu ini. Jkw pun dibantu pencitraannya dan jaringan internasionalnya oleh AS & agen-agen AS.

Selama beberapa tahun Jkw jadi double jongos: RRC dan AS. Jadi kader PKI dan terus di-support AS. Dubes & menlu AS bolak-balik temui Jkw. Setelah Jkw jadi kader utama Komunisme atau PKI dan dibina juga oleh AS, lalu disusunlah rencana besar untuk jadikan Jkw capres. Semua detail rencana mewujudkan rencana besar itu dipersiapkan, termasuk membuat film Soekarno dan Jokowi yang menjijikan itu.

Mantan KaBIN Hendro priono main di balik layar. Luhut Panjaitan yang gantikan sebagai “pembina Jkw”. PT Rakabu Sejahtera didirikan, Di PT Rakabu Sejahtra dicantumkan Gilang Rakabuming anak Jkw yang saat itu usia 20 thn setor Rp19.2 M (51%), Luhut Rp15.5 M (49%). Untuk apa PT Rakabu Sejahtra didirikan tahun 2009? Tak lain untuk supply uang ke Jkw agar tidak terlacak jika Jkw butuh uang untuk rencana besar tadi. PT Rakabu Sejahtra tdk dapat disangkal lagi adalah pencucian uang, operasi politik dan operasi intelijen Luhut, Hendro, Jkw.

Semua berjalan mulus, Jkw main dua kaki. Jongos AS sekaligus China. Partai Komunis Timor Leste juga bantu Jkw, spirit komintern.

Tercatat belasan kali kunjungan pejabat-pejabat Timor Leste yang kader Fretilin /Partai komunis Timor Leste ke Solo dengan berbagai kedok /alasan, Sedangkan dari Partai Komunis China tercatat beberapa kali temui Jkw melalui kedok organisasi sosial dan budaya.

Dua kekuatan raksasa dunia yg scra ideologi berbeda bisa berada di balik Jkw karena peran sentral James Riady. Agen RRC sohib Clinton. Itu sebabnya, Jkw yang no body pada awalnya, hanya dalam waktu 2 tahun bisa didudukan menjadi “Tokoh Nasional Terhebat (abal-abal).”

Itu sebabnya kekuatan uang, media, jaringan, oknum akademisi pelacur dari UI, LSM, tokoh-tokoh munafik, lembaga-lembaga survey itu semua sudah di-booking untuk mendongkrak pencitraan Jkw sang boneka dua negara adi daya ini.

Situasi Berubah, Rakyat Mulai Mencium Ketidakberesan dari Jkw. 
(Faktanya, banyak rakyat yang telah tertipu!)

Akibat tekanan Paus Fransiskus yg memaksa Obama mampir ke Vatikan seusai lawatan ke Ukraina 27 Maret 2014 lalu itulah akhirnya James Riady (JR) secara resmi memang mundur dari pendukungan terhadap capres Jkw. Tapi, tugas negara (RRC) harus tetap dijalankan

Berapa ratus miliar dikucurkan RRC ke MetroTv? Tanya Surya Paloh. Benarkah ada 100 triliun masuk ke RI via pelabuhan Riau untuk Jkw? Informasi masuknya uang cash Rp100 Triliun untuk Jkw via Kapal laut ke pelabuhan Riau dari Singapore dapat di analisa kebenarannya.

Akun Triomacan2000 tahun lalu, sebelum bulan puasa 2013 bertemu dalam sebuah acara bertemu dengan kepala intelijen Singapore (SIS) yang baru. Dalam diskusi dengan pejabat tinggi Singapore Intelligence Service (SIS) itu, dia secara bergurau katakan RI akan dapat “gift” usia lebaran. Disambungnya lagi, ‘gift’ kado) untuk Indonesia usai lebaran 2013 itu tidak ada artinya dibandingkan kado untuk RI pada tahun depan (2014).

Pertemuan kami selanjutnya dengan seorang WNI teman lama yang juga adalah director bank DBS Singapore. Ada info menarik dari teman itu. Infonya: “...ada pengumpulan uang rupiah dalam jumlah besar yang telah terjadi sejak tahun 2010. Ratenya bagus. Tinggi, di atas normal”, teman itu bahkan tawarkan kami untuk bawa (selundupkan uang rupiah) ke Singapore. Dia berani beli dengan harga 300 di atas basis point! Untuk apa uang rupiah dikumpulkan di Singapore dalam jumlah besar? Apalagi jika bukan untuk kepentingan pilpres 9 Juli 2014. Uang rupiah yang dikumpulkan di Singapore dimasukan dalam kontainer dan dikapalkan ke Riau, suap oknum otoritas pelabuhan. Beres deh.

Singapore, AS, China, Australia, Israel dan negara-negara asing tentu punya kepentingan besar terhadap Indonesia. Kuncinya? Jkw si jongos yang akan membantu tahun depan 2015 CAFTA berlaku. ASEAN-China tidak ada lagi hambatan pajak/bea masuk. RI pasar luar biasa besar. Daya kompetisi RI lemah. Secara ekonomi RI akan dihabisi, dikuras tuntas. Secara politik RI akan dimatikan. Neokolonialisme dan neo imperalisme diterapkan.

RI menjadi negara jajahan. Pribumi dan umat Islam RI kembali jadi inlander jajahan. Garuda Indonesia semaput dibelit naga china komunis.

Sebagian fakta tentang Jkw sudah dimuat di sini dua tahun lalu... masih ga percaya? Kader PKI emang bebal hehe faktajkw.blogspot.com

Waspada, asing dan aseng terus merusak kedamaian Indonesia. Jadi bohong kalo Jkw tidak bilang 'Ora Mikir Copras Capres', padahal sudah tau mau jadi Capres. Sumber

9.7.14

The Jakarta Post 'Anaknya' Kompas Sudah Menistakan Kalimat Tauhid!


JAKARTA (voa-islam.com) - The Jakarta Post bukan hanya menghina Nabi shallahu alaihi wassalam, tetapi sudah menistakan Allah Rabbul Alamin, dan kalimat tauhid 'Laa Ilaaha IllaLlah' diberi gambar tengkorak. The Jakarta Post yang menjadi anak kandung harian Katolik Kompas itu, membuat opini bukan tidak dengan sengaja dan tanpa tujuan.

The Jakarta Post ingin menunjukkan kepada publik bahwa 'bendera' hitam dengan kalimat tauhid 'Laa Ilaaha IllaLlah' yang menjadi bendera Nabi shallahu alaihi wassalam, penuh dengan kematian atau pembantaian. Kalimah tauhid benar-benar dinistakan dengan gambar tengkorak.

The Jakarta Post yang sudah memproklamirkan dirinya mendukung Jokowi sebagaimana Kompas, pasti mengerti dan paham maksud memberi gambar tengkorak terhadap bendera hitam dengan kalimat 'Laa Ilahaa IllaLlah' itu.

Sejatinya sikap itu, berarti sudah mendeklarasikan perang terhadap umat Islam dan kaum Muslimin. Komunitas Katolik yang diwakili Kompas itu, selama ini mendengungkan tentang toleransi beragama, tetapi sejatinya telah melakukan sikap permusuhan yang sangat keji terhadap Islam dan kaum Muslimin.

Bukankah dengan film 'Fitnaa' yang terbit di Belanda telah menimbulkan aksi protes seluruh dunia, dan berbagai gejolak politik.

Cara-cara kotor dan sangat nista telah dijalankan oleh 'Grup Kompas' yang menyakitkan dan penuh permusuhan terhadap kaum Muslimin. Sejatinya sikap toleransi yang selalu didengungkan oleh Kompas, terbukti palsu dan bohong. Justru, sekarang kedoknya terbuka dengan karikatur di The Jakarta Post itu.

Dengan sangat gamblang tidak ada lagi toleransi dari kalangan Katolik terhadp Islam dan kaum Muslimin. Hal itu, juga ditunjukkan oleh Romo Franz Magnis Suseno yang mengancam, bila Jokowi kalah akan terjadi 'chaos'.

Sangat layak, jika Ketua Majelis Fatwa PP Mathlaul Anwar, Teuku Zulkarnain mengecam keras dimuatnya karikatur di surat kabar Jakarta Post. Ia menegaskan karikatur itu telah melecehkan Islam dan umat Islam.

Pada edisi 3 Juli 2014 lalu, surat kabar The Jakarta Post menampilkan karikatur yang bermaksud menyindir deklarasi yang dilakukan oleh kelompok pejuang Islamic State of Iraq and Sham (ISIS). Karikatur itu menampilkan gambar seorang komandan kelompok penjuang yang tengah menaikan bendera jolly roger (bendera hitam bergambar tengkorak khas bajak laut).

Dalam bendera itu, terdapat tulisan kalimat tauhid "Laa Ilaha Illallah" dan di dalam tengkorak dituliskan kata "Allah" serta "Muhammad". Sementara tidak jauh dari gambar orang mengerek bendera, terdapat gambar seorang pejuang siap mengeksekusi 5 orang tawanan.

"Ini sudah sangat melecehkan dan menghina Islam. Mereka menyamakan Islam dengan orang-orang kejam dan tidak berperikemanusiaan," ujarnya kepada wartawan, Senin (7/7/2014).

Teuku Zulkarnain mempertanyakan apa alasan Jakarta Post menuliskan kalimat tauhid tersebut. Padahal jika memang mau menyindir tidak perlu menuliskan kalimat tersebut atau membawa simbol-simbol Islam.

"Sebab kalimat itu bukan hanya dimiliki dan diucapkan oleh orang-orang di sana (Iraq) saja. Tapi juga di Indonesia dan seluruh umat Islam di dunia. Jadi karikatur mereka (Jakarta Post) telah menyindir semua umat Islam di dunia," tegasnya. Ia menambahkan atas dimuatnya karikatur tersebut, pihaknya akan melakukan upaya hukum.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Kami tidak mau Islam menjadi sasaran penghinaan. Seperti Pilpres ini, sudah sering kelompok Capres tertentu menghina Islam, mulai dari munculnya gambar Gallery of Rogues yang dilakukan oleh Wimar Witoelar, dan sekarang Jakarta Post. Jangan jadikan agama Islam sebagai sasaran penghinaan hanya karena masalah perbedaan politik dan sebagainya," tandasnya.

Dengan sikap The Jakarta Post itu, kaum Muslimin tidak sepatutnya membiarkannya, bukan hanya bersikap pasif dan toleran atas penghinaan terhadap Allah Rabbul Alamin yang telah memberinya gambar tengkorak. Ini benar-benar sikap permusuhan yang sudah tidak dapat dimaafkan lagi. (jj/dbs/voa-islam.com)

Baca Juga: