30.9.14

WIKILEAKS: Cina Ingin Menjadikan Muslim Indonesia Sekuler!

Cina menginginkan muslim yang merupakan 85 persen dari 240 juta penduduk Indonesia menjadi sekuler. Sekulerisasi itu bertujuan agar tidak membuat muslim di Indonesia membahayakan kepentingan Cina yang sekarang sudah hampir menguasai Indonesia.

WikiLeaks merilis sebuah kawat rahasia Kedubes AS di Beijing yang berisi pertemuan Kemlu China dan AS. Dalam kawat disebutkan China berencana untuk membuat umat Muslim Indonesia menjadi sekuler.

WikiLeaks melansir dari situsnya, Rabu (15/12/2010), sebuah kawat rahasia dari Kedubes AS di Beijing tertanggal 5 Maret 2007 dengan kode referensi Beijing 1448. Di mana saat itu berlangsung pertemuan antara Wakil Menlu China Cui Tiankai dan Dirjen Urusan Asia Kemlu China Hu Zhengyue dengan fihak pejabat Kemlu AS Eric John.

Dalam pertemuan itu mereka membahas sejumlah negara Asean. Khususnya, Indonesia diantara negara yang mendapat perhatian yang utama. Eric John bertanya pada Hu, bagaimana pemerintah China melihat pemerintah Indonesia sekarang?

"Beijing tidak terkesan dengan presiden Indonesia pasca krisis ekonomi di akhir 1990-an. Tapi Beijing terkesan dengan perkembangan yang ditujukan Presiden SBY yang berkuasa sejak 2004," demikian kata Hu seperti dikutip WikiLeaks.

Menurut Hu, China memantau betapa ada peningkatan gesekan antar etnis dan agama di Indonesia. Pemerintah China pun ingin mendorong sekularisasi muslim di Indonesia. "Beijing ingin mempromosikan Islam sekuler di Indonesia," kata Hu kepada John.

Bagaimana cara Beijing mensekulerkan muslim Indonesia? Menurut Hu, hal itu dilakukan dengan mendorong hubungan muslim Indonesia dengan muslim Cina. Dengan demikian, muslim Indonesia bisa terpengaruh dengan sifat muslim Cina, di mana di China memang sekuler, karena pemerintah Cina yang komunis itu, sangatlah ketat terhadap para pemeluk agama, khususnya Islam.

Bahkan, Cina tidak segan-segan melakukan repressif terhadap kaum muslimin, seperti yang terjadi di Propinsi Uigur. [berbagai sumber]


http://www.eramuslim.com/editorial/proyek-menghancurkan-islam-dan-umat-islam-indonesia.htm#.UczAGdgubXR
Proyek Menghancurkan Islam dan Umat Islam Indonesia

Wikileaks membuka kedok Cina yang ingin mensekulerkan umat Islam Indonesia. Tujuannya untuk menghilangkan ‘ghirah’ (kecemburuan terhadap agamanya), dan umat Islam bersikap toleran terhadap apa saja, dan siapa saja, yang ingin memperbudak mereka. Dengan sekulerisasi itu akan memudahkan penguasaan terhadap Indonesia, negeri yang mayoritas muslim ini.

Sekulerisasi tidak lain menjadikan kehidupan duniawi menjadi keyakinan, tujuan, landasan hidup. Bukan lagi Islam. Bukan haq dan bathil. Bukan baik dan buruk yang menentukan, tetapi hanya kepentingan duniawi. Halal dan haram tidak ada lagi. Tidak ada lagi mukmin dan kafir.

Semuanya menjadi legal. Agama tidak lagi menjadi timbangan (mizan). Kemudian, yang akan menjadi timbangan manusia, semata-mata kepentingan duniawi. Kepentingan sesaat. Inilah yang akan dituju Cina, yang bertujuan melakukan sekelurisasi terhadap muslim di Indonsia.

Cina ingin agama tidak penting lagi. Agama tidak lagi menjadi landasan hidup kaum muslim. Nlai-nilai Islam tidak penting. Karena hanya akan menghalangi kepentingan bangsa Cina, yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia. Agama Islam hanya sebatas sebuah ritual agama yang tidak mempunyai makna apa-apa.

Toleransi bagian yang paling asas dalam ideologi sekuler, dan tidak ada lagi agama, yang akan mendominasi kehidupan. Menghargai kemajemukan, dan perbedaan agama. Tidak ada yang bersifat mutlak.

Orang Islam harus toleran dengan pelacuran, perjudian, minuman keras, sogok-suap, korupsi, makanan haram, segala bentuk kesesatan yang merusak dan menghancurkan karakter dan watak umat Islam. Padahal, ini semua tidak lain merupakan bentuk kegiatan yang dilarang dalam Islam, yang sekarang ini ingin direduksi dengan projek sekulerisasi.

Kaum Cina Perantauan (Chinese Overseas), yang ada di Asia telah menggilas habis kaum pribumi, melalui sindikasi dan kerjasama dengan para pejabat yang rakus. Hanya dengan sogok dan suap, sebagai modus operandi mereka, berhasil menekuk para pejabat, dan kemudian para pejabat itu, menyerahkan kekayaan negara kepada mereka.

Seorang ilmuwan dari Tokyo Univesity, Konyo Yoshihara, yang menulis buku, "Kapitalism Ersatz", menggambarkan di Asia, sesungguhnya tidak ada kaum kapitalis yang sejati. Para orang kaya di Asia, tidak lain, mereka awalnya adalah para ‘gundik’ penguasa, yang mendapatkan lisensi, proteksi, dan modal, yang kemudian mereka menjadi kuat, dan menguasai negara.
Ini terjadi di Thailand, Malaysia, Singapura, Philipina dan Indonesia. Mereka menjadi kaya raya, awalnya bukan dengan kerja keras dan tetesan keringat, tetapi mereka hanya memanfaatkan penguasa yang lemah, kemudian dengan melakukan sogok-suap, dan berhasil menekuk para pejabat, yang selanjutnya bersedia menjadi ‘begundal’ mereka.
Ingat. Awalnya penguasaan orang Cina terhadap Indonesia, ketika perubahan politik di zaman Soeharto, yang berkomplot dengan pengusaha-pengusaha Cina. Mereka lah yang menjadi ‘kroni’ sejati dari Soeharto. Mereka menikmati berbagai fasilitas negara, mulai mendapatkan lisensi, proteksi, modal, dan kemudian mereka menguasai industri dari hulu sampai ke hilir. Seperti PT. Bogasari yang dulunya milik dari Lim SiewLiong, yang sekarang hidup di Singapura.

Di zaman Soeharto 200 pengusaha Cina menjadi pilar kekuasaan, dan mereka yang dipercaya mengelola ekonomi negara. Kemudian, mereka mendapatkan lisensi, seperti diberikan izin HPH (Hak Pengelolaan Hutan), dan mengakibatkan hutan-hutan di Indonesia habis. Mereka juga mendapatkan lisensi lainnya, seperti dibidang pertambangan, perdagangan, dan lainnya.

Tak heran menjelang tumbangnya Soeharto mereka telah menguasai 70 persen ekonomi Indonesia yang nilainya bermilyar-milyar dolar. Sekarang kekayaan mereka berada di Singapura, yang tidak dapat dijamah oleh pemerintah Indonesia.

Laporan dari majalah Forbers, yang menjelaskan tentang 10 orang terkaya di Indonesia, diantaranya dari 10 orang yang terkaya itu, 9 orang keturunan Cina. Peringkat pertama R. Budi dan Michel dengan kekayaan mencapai $ 11 miliar dolar. Sedangkan nomor 10, Aburizal Bakrie, yang nilai kekayaannya hanya $ 2 miliar dolar.

Orang-orang kaya yang jumlahnya hanya 10 orang itu, menguasai asset penting di Indonesia. Seperti kebun kelapa sawit, batu bara, minyak, dan berbagai sektor perdagangan. Sementara itu, umat Islam dan bangsa ini, hanya menjadi kuli dan budak, di kebun dan pabrik-pabrik, dan hanya dengan imbalan yang sedikit.

Zaman Soekarno golongan Cina tidak diberi kesempatan mengelola okonomi secara masif, seperti zaman Soeharto. Bahkan, mereka dilarang tinggal di daerah tingkat dua, kabupaten/kecamtan, melalui PP No.10. Tetapi, sekarang orang-orang Cina dari Jakarta, sampai ke kampung-kampung, dan menguasai jaringan perdagangan yang mereka ciptakan. Sementara itu, kaum pribumi hanya menjadi pembelinya. Perusahaan yang menjadi milik pribumi sudah habis ludes, pindah tangan orang Cina, di zaman Soeharto.

Orang Islam di Indonesia menghadapi projek penghancuran yang dilakukan Cina dan AS. Mereka melakukan kelaborasi dengan menciptakan situasi yang terus-menerus, yang mendiskreditikan umat Islam. Menciptakan ketakutan yang luar biasa terhadap bangsa. Seakan umat Islam dengan ajarannya merupakan ancaman yang maha dahsyat bagi kehidupan. Mereka harus ditumpas.

Menciptakan opini orang-orang yang ditangkap sebagai pelaku ‘teroris’ sebagai yang sangat membahayakan. Mereka menjadi ancaman global. Mereka menjadi ancaman keamanan nasional. Bangsa Indonesia dibuat gemetar dengan isu ‘teroris’.

Semuanya ini tak lain lain, sebuah kerjasama antara berbagai kepentingan yang ingin menghancurkan umat Islam, jiga jaringan media masa yang sudah menjadi alat para penjajah yang ingin menghancurkan umat Islam. Termasuk dengan LSM-LSM, yang mereka tak lain, orang-orang yang ‘jualan’ isu Islam radikal, yang mereka sebut sebagai ancaman.

Aktivis LSM itu mengatakan, sekarang meningkat adanya kekerasan dengan menggunakan agama. Padahal, faktanya tidak ada. Semuanya itu sengaja di ‘create’ (diciptakan), yang tujuannya untuk mendapatkan ‘fulus’, sembari mengorbankan umat Islam. Banyak para lembaga yang mengaku memiliki data tentang gerakan Islam, yang sejatinya hanyalah palsu.

Indosiar "menggoyang" Muslimah Indonesia
& mencekokinya dengan "Sinetron-sinetron (seolah) Islami"
Tak heran sekarang ada projek de-radikalisasi, yang menginginkan umat Islam ini tidak lagi memiliki ‘ghirah’. Mereka bekerjasama dengan para ulama. Tujuannya untuk menelanjangi aqidah umat Islam. Sehingga, mereka menjadi ‘tasamuh’ (toleran) terhadap apa saja, dan siapa saja. Inilah projek penghancuran terhadap umat Islam.

Jika umat Islam sudah tersekulerisasi dan tidak lagi memiliki ‘ghirah’ agama lagi, maka para penjajah itu dengan sangat mudah mereka akan menguasai Indonesia. Apalagi, jika mereka sudah berhasil mempenetrasi pusat kekuasaan dengan bentuk melakukan ‘investasi’ di berbagai bidang, maka tamatlah republik ini.

Umat Islam yang masih memiliki ‘ghirah’ merupakan benteng terakhir untuk mempertahankan Republik ini, bila benteng ini sudah roboh, tak ada lagi, yang akan mempertahankan Republik ini. Indonesia akan menjadi daerah jajahah dengan bentuk yang baru. Wikileaks telah membuak tabir semuanya itu. Wallahu’alam. 


Radio AM Cina Menclok Tepat di Tengah Dua Radio Dakwah Islam JaboTaBek

720-738-756 (18 kHz interval)
 Ada Radio China (AM 738kHz) "pas" di antara Radio Silaturahim (Rasil) (AM 720kHz) dan Radio Rodja (AM 756kHz):
Bharata Bhaktinusa PT, Radio
Jln Raden Patah, Sudimara Barat, Ciledug. Kota Tangerang 15151
Station Name: Jakarta Music and News Radio
Programming: Music, News, Information, Cultural
Language: English, Bahasa Indonesia (?)
Area of coverage : Jakarta and Greater Jakarta SAR,
Coverage population: with 23 million permanent residents and a floating population of 40 million.
http://www.camg-media.com/en/index.php?c=radio&m=detail&id=21

Yang Lainnya...


Highlight
Ini boleh.. itu jangan.. ini HARAM dst...
Bershabarlah!?
  • DUNIA adalah segalanya dan mereka memilih Dunia dibanding Akhirat...
    Q14.3. (yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.
  • Q2.212. Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.
  • Q13.26. Allah meluaskan rezki & menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka (orang-orang kafir) bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).
  • Q11.15-16. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia & perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna & mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka & lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia & sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.
  • Dalil-dalil lainnya klik di sini!

7.9.14

Universitas Islam Negeri (UIN) is under attack!

Logo lama ke logo baru...
Dari Quran & Islam menuju...??!!!



Sekularisme adalah aliran atau sistem doktrin dan praktik yang menolak segala bentuk yang diimani dan diagungkan oleh agama; atau pandangan bahwa masalah keagamaan (ukhrawi/surgawi) harus terpisah sama sekali dari masalah kenegaraan (urusan duniawi). Secara etimologis istilah "sekuler" berasal dari bahasa Latin, saeculum, yang bermakna ganda, yakni "ruang" dan "waktu". Istilah "ruang" menunjuk pada pengertian "dunia" atau "duniawi", sedangkan "waktu" pada pengertian "sekarang" atau "kini". Kata "sekuler" berkembang menjadi sebuah istilah yang diartikan sebagai bersifat duniawi atau kebendaan, bukan bersifat keagamaan atau kerohanian. Bahasa Arab untuk "sekuler" adalah 'ilmaniyyah, suatu kata yang berakar dari kata 'ilm yang berarti "ilmu pengetahuan" atau "sains".

Dari kata "sekuler" muncul istilah "sekularisasi" yang antara lain mengandung arti "proses melepaskan diri dari ikatan keagamaan." Sekularisasi dapat juga diartikan sebagai pemisahan antara urusan kenegaraan dan urusan keagamaan, atau pemisahan antara urusan duniawi dan ukhrawi (akhirat).

Dari kata "sekuler" juga muncul istilah "sekularisme", yang diperkenalkan pertama kali oleh filsuf George Jacob Holyoake pada tahun 1846. Menurutnya, sekularisme adalah suatu sistem etik yang didasarkan pada prinsip moral alamiah, terlepas dari agama wahyu atau supernaturalisme. Definisi lain dari sekularisme dikemukakan oleh A Hornby (ahli bahasa berkebangsaan Amerika). Menurutnya, sekularisme adalah suat pandangan bahwa pengaruh lembaga keagamaan harus dikurangi sejauh mungkin dan bahwa moral dan pendidikan harus dipisahkan dari agama.

Akar historis dari konsep sekularisme tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kristen di dunia Barat. Di Barat pada abad modern telah terjadi proses pemisahan antara hal-hal yang menyangkut masalah agama dan nonagama (bidang sekuler) yang diawali dengan ketidakserasian antara hasil penemuan sains atau ilmu pengetahuan di satu pihak dan dogma Kristen di pihak lain.

Di dunia Islam, istilah "sekuler" pertama kali dipopulerkan oleh Zia Gokalp (1875-1924), sosiolog terkemuka dan politikus nasionalis Turki. Dalam rangka pemisahan antara kekuasaan spiritual khalifah dan kekuasaan duniawi sultan di Turki Usmani (Kerajaan Ottoman) pada masa itu. Ia mengemukakan perlunya pemisahan antara diyanet (masalah ibadah serta keyakinan) dan muamalah (hubungan sosial manusia).

Pengertian sekularisme dalam pandangan ulama dan ilmuwan Islam sangat beragam. Sayid Qutub (filsuf Muslim dari Mesir, 1906-1966) mendefinisikannya sebagai pembangunan struktur kehidupan tanpa dasar agama. Karena itu, sekularisme bertentangan dengan Islam, bahkan merupakan musuh Islam yang paling berbahaya.

Pandangan Qutub didukung oleh Altaf Gauhar (filsuf Muslim kontemporer dari Mesir) yang menyatakan bahwa sekularisme dan Islam tidak mempunyai tempat berpijak yang sama. Esensi Islam berantitesis terhadap sekularisme.

Pandangan lain tentang sekularisme dikemukakan oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas, yang menunjuk pada suatu ideologi atau paham yang menidakkeramatkan (desakralisasi) alam dan politik. Ia menjelaskan bahwa Islam tidaklah sama dengan Kristen. Karena itu, sekularisasi yang terjadi pada masyarakat Kristen Barat tidaklah sama dengan apa yang terjadi pada masyarakat Muslim. Akan tetapi, Naquib mengingatkan bahwa kita harus melihat sekularisasi tidak hanya terbatas pada dunia Barat. Pengalaman mereka atas hal itu dan sikap mereka terhadapnya sangat berguna untuk dipelajari kaum Muslim di seluruh dunia.

Tentang pandangan Islam terhadap sekularisme, Naquib al-Attas dengan tegas menytakan bahwa pada dasarnya Islam menolak segala bentuk sekularisme. Bahkan, Islam secara total menolak penerapan apa pun mengenai konsep-konsep sekuler, sekularisasi, maupun sekularisme, karena semuanya itu bukanlah milik Islam dan berlawanan dengannya dalam segala hal. Naquib mengemukakan alasannya bahwa Islam adalah agama yang lengkap, sempurna, dan sesuai dengan kondisi manusia sejak awal. Karena itu, agama Islam tidak membutuhkan "perkembangan" atau "perubahan" lebih lanjut.

Hal senada dikemukakan almarhum Prof Dr H Mohammad Rasjidi. Rasjidi beranggapan bahwa sekularisme dan sekularisasi membawa pengaruh merugikan bagi Islam dan umatnya. Karena itu, keduanya harus dihilangkan. Baginya, pemikiran baru itu memang dapat menimbulkan dampak positif, seperti membebaskan umat dari kebodohan. Akan tetapi, istilah ini sama sekai tidak mempunyai akar dalam Islam dan hanya tumbuhan dan berlaku di Barat.

Sementara Dr Nurcholish Madjid dengan jelas membedakan antara makna sekularisme dan sekularisasi. Pembedaan antara keduanya dapat dianalogikan dengan pembedaan antara rasionalisasi dan rasionalisme. Ia menganjurkan setiap orang Islam bersikap rasional, tetapi bersamaan dengan itu melarang orang Islam menjadi rasionalis sebab rasionalis berarti mendukung rasionalisme, sedangkan yang disebutkan terakhir ini bertentangan dengan Islam. Rasionalisme mengingkari keberadaan wahyu sebagai media untuk mengetahui kebenaran. Dengan kata lain, rasionalisasi mempunyai arti terbuka karena merupakan suatu proses, sedangkan rasionalisme mempunyai arti tertutup karena merupakan suatu paham atau ideologi. Demikian pula halnya dengan sekularisme dan sekularisasi.

"Masa Depan" ada di sini..!!!
Menurutnya, sekularisasi adalah suatu proses penduniawian yang dalam pengertian ini peletakan peranan utama pada ilmu pengtahuan. Karena itu, sekularisasi adalah pengakuan wewenang ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam membina kehidupan duniawi, dan ilmu pengetahuan itu sendiri terus berproses dan berkembang menuju kesempurnaannya.

Umat Islam hendaknya memberikan perhatian yang wajar kepada aspek duniawi kehidupan ini. Meskipun demikian, sekularisasi bukanlah dimaksudkan sebagai penerapan sekularisme, yang merupakan suatu ideologi yang bersifat tertutup, melainkan justru dimaksudkan sebagai Islamisasi atau pentauhidan. [republika.co.id]

Highlight
  • UIN Logo Baru: Ke Mana Arahnya?
  • Ada Bintang David di Logo Terbaru UIN Sunan Gunung Djati Bandung?
  • "Kalian akan benar-benar mengikuti sunnah-sunnah (jalan hidup) orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta sehingga andai mereka memasuki lubang biawak, maka kalian pun mengikuti mereka". Kami (para sahabat) bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nashrani". Beliau menjawab, "Siapa lagi kalau bukan mereka". (HR Bukhari) 
  • Q2.120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan (ridho) senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah (agama) mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
  • Sekulerisme: Anda boleh beragama Islam tapi tolong dong atribut-atribut Islam jangan dibawa ke ruang publik. Islam hanya boleh ada di dalam masjid dan individu saja.
  • Sekulerisme: Tidak ada Agama dalam urusan pemerintahan dan kenegaraan.
  • Sekulerisme: Anda boleh beragama Islam tapi untuk urusan pakaian Anda harus mengikuti adat lokal atau pakaian yang 'mereka' inginkan.
  • Sekulerisme: Anda boleh beragama Islam tapi Anda harus melestarikan adat dan budaya lokal (walaupun adat dan budaya lokal tersebut penuh dengan nuansa kesyirikan).
  • Sekulerisme: Anda boleh beragama Islam tapi Anda harus tunduk dan mengikuti cara-cara serta aturan beragama versi 'mereka'. 
  • "memperolok" agama... ngakak... goyang maaas!
  • Sekulerisme: Islam hanya milik orang Melayu.
  • Sekulerisme: Jilbab adalah budaya Arab.
  • Sekulerisme: Poligami Not OK, Kumpul Kebo OK (Kasus Aa Gym vs Vokalis Noah)
  • Sekulerisme: "Jihad?" "...Apa itu Jihat?"
  • Sekulerisme: Moehamad, Noerdin, Achmad, Abdoellah.
  • Sekulerisme: Sinetron-sinetron Religi & "Islami" di layar TV (Indosiar?)
  • Sekulerisme: Kebenaran Tidak Memihak.
  • ...

Aduuh...


[datas:]
... ...

2.9.14

Arogansi... (karena tidak/belum tahu!)

KUTIPAN DARI SEBUAH WAWANCARA TEMPO DENGAN  BASUKI TJAHAYA (AHOK)
Tempo (edisi 31 Agustus 2014)

| Aku lebih baik! |

...
Dengan gaya Anda ini, apa tidak ada resistensi?
Orang tidak suka kepada "saya" biasanya karena dua hal: kepentingannya terganggu dan "rasis".

Lebih susah menghadapi yang mana?
Dua-duanya tidak susah, "gue" hadapi saja. Memang negeri ini punya "elu"? semakin rasis sama gue, gue semakin senang.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Front Pembela Islam (FPI) memepersoalkan Jakarta dipimpin oleh nonmuslim...
Terserah mereka. Kalau Ahok jadi presiden, lebih stres mereka.
...

Menurut Anda, siapa yang cocok menjadi wakil gubernur?
"Saya" tidak mau pusing. Yang penting dia sudah teruji karakternya. Kalau secara politik, "saya tidak mau wakil gubernur yang lebih bagus daripada saya", karena nanti saingan sama saya di pemilihan gubernur 2017, ha ha ha...

Anda berniat maju lagi?
Harus maju lagi. Kalau tidak, saya tidak punya legitimasi namanya.

Tapi kan Anda berasal dari kelompok minoritas, repot lho maju lagi?
"Gue" tidak mikir minoritas. Lebih repot di Belitung Timur ketimbang Jakarta. Di sana fraksi Partai Bulan Bintang (PBB) itu mencapai 55%.
...

| mayoritas | saya menjadi gue | rasis | islam | pks | fpi | pbb |


Komens...
  • Kami tidak alergi dengan keberagaman... mau cina keq, tionghoa keq, arab keq, jepang keq, negro keq, bule keq...
  • Kemarin-kemarin, kami hanya mengingatkan kepada saudara kami Jkw -yang muslim- bahwa: Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali[192] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu). (Q3.28).
  • Must Read! Keberagaman (pelangi) dalam Al Islam.


INTERVENSI AHOK TERHADAP SYARI'AT ISLAM
(Pelaksanaan Qurban 2014)

dakwatuna.com – Jakarta.  Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bersikeras membantah bahwa dirinya tidak melarang pemotongan hewan kurban di sekolah.

Bahkan Ahok dengan mantap mengatakan bahwa Instruksi Gubernur Nomor 67 tahun 2014 ditandatangani oleh Gubernur Joko Widodo.

Itu yang tanda tangan Jokowi bukan saya,” ucapnya seperti dikutip dari ROL.

Nampaknya kali ini Ahok tidak bisa mengelak karena bukti yang ada ternyata Instruksi Gubernur Nomor 67 tahun 2014 di tandatangani oleh dirinya ketika menjabat sebagai plt Gubernur DKI Jakarta.

Berikut Instruksi Gubernur Nomor 67 tahun 2014  tertanggal 17 Juli 2014:

Silahkan lihat pada Hal. 3. poin 4. a. 1)





Links terkait:
  • http://www.eramuslim.com/berita/nasional/suka-makan-babi-dan-gak-paham-islam-ahok-gausah-urusi-jilbab.htm
  • http://www.eramuslim.com/berita/nasional/ahok-akan-izinkan-minimarket-jual-minuman-haram.htm